Senin, 13 Februari 2017

di desa ternyata tata cara pernikahanya beda, tidak ada catering pernikahanya


Tata cara perayaan pernikahan di berbagai daerah di tanah air biasanya memiliki perbedaan. Adat istiadat daerah tersebut memiliki pengaruh yg cukup signifikan dalam membuat perbedaan itu. Namun, justru perbedaan inilah yg membuat khasanah budaya bangsa begitu kaya. Seperti perayaan pernikahan di kampung RA nih, Paowan – Panarukan Kabupaten Situbondo.
Untuk persiapan  bergantung pada pihak tuan hunian relatif ingin seperti apa, Tapi ada satu hal yg sama yakni pendirian tenda untuk ibu-ibu masak (semacam dapur darurat)biasanya dilakukan seminggu sebelum hari H karena di pedesaan jarang menggunakan yg namanya Catering pernikahan. Pemasangan tenda ini dilakukan secara gotong royong oleh para warga masyarakat sekitar lingkungan hunian. bahkan bisa satu atau 2RT, beserta mereka tidak usah minta upah,biasanya cukup bersama sarapan, pada saat mereka baru datang,beserta makan siang saja.
kegiatan utama ialah mempersiapkan konsumsi untuk hari perayaan di lakukan Selama seminggu sebelum menuju hari H. Dimulai bersama membuat kue-kue kering (jejen), membuat bumbu-bumbu (palappaan).beserta biasanya kalo sudah H-1, akan di sembelih Seekor sapi untuk menjadi hibesertaganya.Jumlah sapi tergantung banyaknyaa tamu yg diunbesertag, namun rata-rata memang seekor.
biasanya Tenda utama ini berfungsi sebagai pelindung tempat pelaminan beserta para unbesertagan dari panas ataupun hujan.di dirikan Pada H-1 atau sehari sebelum acara perayaan, biasanya menyewa.biasanya  mulai dari pemasangan reng tareng hingga H-1 biasanya ada warga yg begabesertag menjaga tempat perayaan  Selain tenda, sound system juga mulai disetel alias dipasang agar acara semarak beserta terdengar ke lingkungan sekitar.
Sumbangan para tamu dicatat lengkap
Hari Perayaan
Kesibukan acara pernikahan sudah nampak sejak terbit fajar. Para ibu-ibu tetangga yg diunbesertag mulai berdatangan bersama membawa tas berisi bawaan untuk disumbangkan. Semua berkumpul di area yg disebut dapur. merekalah yg bekerja beserta bertanggung jawab sebagai pengganti Cateringpernikahan.
Sementara itu para bapak mulai mempersiapkan acara semacam doa bersama yg dipimpin oleh seinsan ustadz atau kyai yg memang diunbesertag oleh tuan hunian untuk memberikan semacam tausiyah kepada kedua mempelai. beserta para unbesertagan hadir bersama membawa amplop berisi sejumlah uang untuk menyumbang ke tuan hunian. ketika acara selesai para unbesertagan kembali ke hunian masing-masing beserta di beri “oleh-oleh” dari tuan hunian yg biasanya berisi kue-kue beserta nasi serta lauk (berkat) untuk di bawa pulang kehunian.
Yg menarik ialah di sini sumbangan dari para tamu lebih bersifat tabungan. kebiasaan sumbangan di perayaan pernikahan ini. Entah apakah sama bersama di daerah lain, . biasanya Para tamu yg diunbesertag akan menyumbang bersama dua alasan berapa besarn sejumlah uang atau barang yg di sumbangkan. Yg pertama menyumbang sesuai bersama jumlah ketika tuan hunian pernah menyumbang ke acara sejenis si tamu.
  Yg kedua ialah menyumbang sesuai kemampuan mereka untuk yg pertama kali menyumbang.
Sejumlah uang hasil sumbangan para tamu
Untuk mempermudah ilustrasinya begini, apabila tuan hunian mengunbesertag si Pulan, maka si Pulan akan melihat riwayat acara pernikahan keluarga intinya. Apabila si Pulan pernah mengadakan acara pernikahan keluarga inti beserta tuan hunian pernah hadir ke acaranya bersama menyumbang 10 ribu Rupiah misalnya, maka si Pulan punya “kewajiban” menyumbang sejumlah yg sama. Pun demikian apabila dalam bentuk barang. Namun, apabila si Pulan belum pernah mengadakan acara pernikahan keluarga intinya, maka unbesertagan dari tuan hunian memiliki sifat bebas memberi dalam jumlah berapapun alias sepantasnya. Bingung ya? Heheheh…
kunjungan pertama kedua belah pihak disebut Sumbangan Baru.sebesertagkan apabila Kunjungan balasan dari Pulan ke tuan hunian disebut Sumbangan Kembalian,
Bagaimana apabila Sumbangan Kembalian jumlahnya lebih kecil dari jumlah sebelumnya, ini tergantung sifat tuan hunian.apabila tuan hunian memiliki jiwa besar beserta memang punya niat acara hajatannya murni untuk berbagi kegembiraan, maka kondisi di atas akan dibiarkan saja. Namun, Apabila tuan hunian termasuk yg tidak usah punya malu, maka dia akan mengirimkan pesan melalui tetangga kepada tamu yg diunbesertagnya untuk mengatakan bahwa sumbangannya kurang sekian Rupiah. Koq gitu ya? Ya begitulah di sini. 
tidak usah heran, acara perayaan pernikahan biasanya akan dilangsungkan besar-besaran, meskipun tidak usahada Catering pernikahan, tapi beli seekor sapi itu biasanya harganya mahal. bahkan apabila biaya yg dimiliki kurang, maka tuan hunian tidak usah segan-segan meminjam ke sanak famili bersama harapan setelah acara perayaan maka uang akan kembali dari hasil sumbangan para tamu. Jadi lebih menyerupai perdagangan juga, nanam modal agar balik modal.
Untuk mengetahui riwayat kunjungan acara pernikahan, tuan hunian biasanya akan mencatat sumbangan para tamu. Nama, alamat, jumlah sumbangan beserta sifat sumbangan (Kembalian atau Baru)

Itu sedikit gambaran mengenai rangkaian acara perayaan pernikahan di kampung. bagai mana menurut kalian?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar