Tata cara perayaan pernikahan di berbagai daerah di tanah
air biasanya memiliki perbedaan. Adat istiadat daerah tersebut memiliki
pengaruh yg cukup signifikan dalam membuat perbedaan itu. Namun, justru
perbedaan inilah yg membuat khasanah budaya bangsa begitu kaya. Seperti
perayaan pernikahan di kampung RA nih, Paowan – Panarukan Kabupaten Situbondo.
Untuk persiapan
bergantung pada pihak tuan hunian relatif ingin seperti apa, Tapi ada
satu hal yg sama yakni pendirian tenda untuk ibu-ibu masak (semacam dapur
darurat)biasanya dilakukan seminggu sebelum hari H karena di pedesaan jarang
menggunakan yg namanya Catering pernikahan. Pemasangan
tenda ini dilakukan secara gotong royong oleh para warga masyarakat sekitar
lingkungan hunian. bahkan bisa satu atau 2RT, beserta mereka tidak usah minta
upah,biasanya cukup bersama sarapan, pada saat mereka baru datang,beserta makan
siang saja.
kegiatan utama ialah mempersiapkan konsumsi untuk hari
perayaan di lakukan Selama seminggu sebelum menuju hari H. Dimulai bersama
membuat kue-kue kering (jejen), membuat bumbu-bumbu (palappaan).beserta
biasanya kalo sudah H-1, akan di sembelih Seekor sapi untuk menjadi hibesertaganya.Jumlah
sapi tergantung banyaknyaa tamu yg diunbesertag, namun rata-rata memang seekor.
biasanya Tenda utama ini berfungsi sebagai pelindung tempat
pelaminan beserta para unbesertagan dari panas ataupun hujan.di dirikan Pada
H-1 atau sehari sebelum acara perayaan, biasanya menyewa.biasanya mulai dari pemasangan reng tareng hingga H-1
biasanya ada warga yg begabesertag menjaga tempat perayaan Selain tenda, sound system juga mulai disetel
alias dipasang agar acara semarak beserta terdengar ke lingkungan sekitar.
Sumbangan para tamu
dicatat lengkap
Hari Perayaan
Kesibukan acara pernikahan sudah nampak sejak terbit fajar.
Para ibu-ibu tetangga yg diunbesertag mulai berdatangan bersama membawa tas
berisi bawaan untuk disumbangkan. Semua berkumpul di area yg disebut dapur.
merekalah yg bekerja beserta bertanggung jawab sebagai pengganti Cateringpernikahan.
Sementara itu para bapak mulai mempersiapkan acara semacam
doa bersama yg dipimpin oleh seinsan ustadz atau kyai yg memang diunbesertag
oleh tuan hunian untuk memberikan semacam tausiyah kepada kedua mempelai. beserta
para unbesertagan hadir bersama membawa amplop berisi sejumlah uang untuk
menyumbang ke tuan hunian. ketika acara selesai para unbesertagan kembali ke hunian
masing-masing beserta di beri “oleh-oleh” dari tuan hunian yg biasanya berisi
kue-kue beserta nasi serta lauk (berkat) untuk di bawa pulang kehunian.
Yg menarik ialah di sini sumbangan dari para tamu lebih
bersifat tabungan. kebiasaan sumbangan di perayaan pernikahan ini. Entah apakah
sama bersama di daerah lain, . biasanya Para tamu yg diunbesertag akan
menyumbang bersama dua alasan berapa besarn sejumlah uang atau barang yg di
sumbangkan. Yg pertama menyumbang sesuai bersama jumlah ketika tuan hunian
pernah menyumbang ke acara sejenis si tamu.
Yg kedua ialah
menyumbang sesuai kemampuan mereka untuk yg pertama kali menyumbang.
Sejumlah uang hasil sumbangan para tamu
Untuk mempermudah ilustrasinya begini, apabila tuan hunian
mengunbesertag si Pulan, maka si Pulan akan melihat riwayat acara pernikahan
keluarga intinya. Apabila si Pulan pernah mengadakan acara pernikahan keluarga
inti beserta tuan hunian pernah hadir ke acaranya bersama menyumbang 10 ribu
Rupiah misalnya, maka si Pulan punya “kewajiban” menyumbang sejumlah yg sama.
Pun demikian apabila dalam bentuk barang. Namun, apabila si Pulan belum pernah
mengadakan acara pernikahan keluarga intinya, maka unbesertagan dari tuan hunian
memiliki sifat bebas memberi dalam jumlah berapapun alias sepantasnya. Bingung
ya? Heheheh…
kunjungan pertama kedua belah pihak disebut Sumbangan
Baru.sebesertagkan apabila Kunjungan balasan dari Pulan ke tuan hunian disebut
Sumbangan Kembalian,
Bagaimana apabila Sumbangan Kembalian jumlahnya lebih kecil
dari jumlah sebelumnya, ini tergantung sifat tuan hunian.apabila tuan hunian
memiliki jiwa besar beserta memang punya niat acara hajatannya murni untuk berbagi
kegembiraan, maka kondisi di atas akan dibiarkan saja. Namun, Apabila tuan hunian
termasuk yg tidak usah punya malu, maka dia akan mengirimkan pesan melalui
tetangga kepada tamu yg diunbesertagnya untuk mengatakan bahwa sumbangannya
kurang sekian Rupiah. Koq gitu ya? Ya begitulah di sini.
tidak usah heran, acara perayaan pernikahan biasanya akan
dilangsungkan besar-besaran, meskipun tidak usahada Catering pernikahan, tapi
beli seekor sapi itu biasanya harganya mahal. bahkan apabila biaya yg dimiliki
kurang, maka tuan hunian tidak usah segan-segan meminjam ke sanak famili bersama
harapan setelah acara perayaan maka uang akan kembali dari hasil sumbangan para
tamu. Jadi lebih menyerupai perdagangan juga, nanam modal agar balik modal.
Untuk mengetahui riwayat kunjungan acara pernikahan, tuan hunian
biasanya akan mencatat sumbangan para tamu. Nama, alamat, jumlah sumbangan beserta
sifat sumbangan (Kembalian atau Baru)
Itu sedikit gambaran mengenai rangkaian acara perayaan
pernikahan di kampung. bagai mana menurut kalian?